Pages

6 Jan 2012

Misteri Kantin Sekolah Dan Kelas X-6 (Part 4, End)

-------------------- Sambungan --------------------

iya.. kalo lu pada mau di sini, mending kita ber-2 yang lari!" sambung Axel sambil panik.. "tunggu duluu.. lagi minum nih.." kata Rey sambil mengendong ranselnya dan berdiri dari tempat duduknya.. Toni pun mengikuti dan ikut lari..

"Emang ada apaan Ron? Xel?" tanya Rey sambil memegang perutnya karena keram.. "udah.. kita nyari tempat untuk nyeritain ini deh.." Jawab Axel.. "Gini, kita ke restoran mamaku aja.. di sana aman" usul Reno.. "oke oke.. kita ke restoran mama loe." jawab Axel, Rey, Toni sambil menuju ke kendaraan mereka masing-masing..

DI RESTORAN MAMA

"Xel, Ron.. ceritan dong.. apa yang lu rasa di kantin tadi" kata Rey sewaktu mereka duduk di kursi yang dari dulu mereka gunakan.. "iya nih.. lu berdua bikin penasaran plus buat gue merinding nih.." sambung Toni.. "Gini, tadi pas yang 6 murid keluar dari kantin.. kan langsung jadi rame banget tuh.. tidak seperti biasanya lagi.." Kata Axel.. "iya iya.. terus?" Tanya Rey dan Toni penasaran.. "kalian emang ngak perhatiin yah? sejak kapan kantin kita rame gitu? boleh gue bilang.. orang-orang yang ada di kantin palingan ngak sampe 20 orang.. tadi, klo gue liat-liat sampai 40an orang! bahkan lebih malah.." Jawab ku dengan melototi Rey, Toni dan Axel..

"makanya setelah gue liat-liat, ada 20 lebih mata yang melototi kita tadi.. terus, yang lebih anehnya.. wajah mereka tidak pernah gue liat!" Sambung Rony sambil memukul meja.. "APA?!" Rey dan Toni pun kaget.. "iaa.. yang Rony omongin tuh bener.. sebenarnya ada 33 orang asing yg gue ngak pernah liat di sekolah kita! plus gue tadi juga ngeliat Pak MUHTAR!" sambung Axel..

"HA?! apa jangan-jangan arwah yang di bantai di tahun 1999 ya?" Tanya Rey dengan kagetnya.. "Mungkin juga." sambung Axel.. "Jadi? masa sih cuma kita doang yang di hantuin? anak-anak lain kok ngak?" Tanya Toni penasaran.. "Itu dia yang gue ngak tau.. padahal waktu kita di kelas 1, kita ngak pernah di gangguin. kok sekarang kita di gangguin yah?" Tanya Axel penasaran..

"Xel, kita harus lakuin sesuatu! ngak bisa gini terus.. kita barusan naik kelas 2. kalau kita ngak lakuin sesuatu.. Nih arwah-arwah pasti nakutin kita setahun lebih, sampai kita lulus!" kata Toni.. "lu mau lakuin apa? kita ngak bisa sembarangan dengan MH itu.. belum lagi, di antara kita ber-4 cuma gue yang bisa lihat tuh mahkluk.. Pasti gue yang kerja keras." Jawab Axel kesal.. "tunggu tunggu.. cuma elo? wait wait.. pacar gue Tamara juga bisa ngeliat yang kayak gituan kan? loe semua masih ingat? waktu kelas 2 SMP?? yang buat teman kita ngak kesurupan lagi? itu kan Tamara.." Kata Rony memotong pembicaraan Axel.."eh.. iya juga yah.. Tamara kan sering liat yang kayak gituan di sekolahan kita dulu" Sambung Rey..

"Ron, besok kan hari minggu.. Sepulang dari gereja, kita ke rumah elu yah? terus ngomongin tentang masalah ini ke Tamar" Kata Axel.. "oh, oke oke.. gue tunggu yah.." jawab Rony.. akhirnya aku dan teman-teman bubaran dari restoran milik mama.. dan langsung balik ke rumah..

HARI MINGGU

Pukul 8:00 AM aku, Nisa dan Tamara berangkat bareng ke gereja.. 2 jam lamanya kita Di sana, sekarang pukul 10:05 AM.. aku langsung buru buru ngajak Axel, Rey, Toni, Tamara dan Nisa balik ke rumah ku..

DI RUMAH..

"wow? ngapain nih semua pada ikut ke rumah?" Tanya Nisa heran ketika melihat Rey, Axel, Toni memparkirkan kendaraan mereka di pekarangan rumah.."ah, ngak.. cuma mau ngumpul aja" jawab ku sambil menyuruh Nisa masuk rumah..

"Tamar, kita ber-4 mau minta bantuan ke elo" Kata Axel membuka pembicaraan.. "bantuan apaan?" tanya Tamara.. "sayang, gini.. gue, Axel, Toni dan Rey.. di hantuin sama mahkluk halus.." kata ku menjawab pertanyaan Tamara.. "ng? di hantuin? di mana??" tanya Tamara penasaran.. "di sekolah kita Tar.." jawab Rey dan Toni bersamaan.."sejak kapan loe semua di hantuin?" tanya Tamara.. "sejak malam jum'at Tar.." Jawab Axel.."jadi? loe mau minta bantuan ke gue? gimana caranya gue bisa bantuin loe semua?" Tanya Tamara.. "gue maunya loe temani gue untuk bicara sama mereka-mereka itu.. kalau cuma gue sendiri yang bicara, pasti susah.. jadi gue minta bantuan juga ke orang yang bisa berinteraksi dengan hal-hal gituan.." jawab Axel.. "iya Tar.. bantuin kita-kita nih.." bujuk Toni.. "gini, gue bisa ikut.. tapi kalau masalah bantu.. gue ngak bisa." jawab Tamara.."tapi,, gue tau orang yang bisa membantu kita. apa lagi dalam hal ini." Sambung Tamara lagi..

"loe serius tau siapa orangnya?" Tanya Axel penasaran.. "ya ia lah gue tau.. papa gue kan Pendeta di gereja.. dia juga biasa nyembuhin orang dari mahkluk jahat.." Jawab Tamara.. "oh iya ya.. Om Erick bisa membantu.. Gue baru inget! pantes anaknya juga gini" Sambung Rony ketika mendengar pacarnya membahas papanya, Om Erick.. "jadi? kapan mau di bantunya nih? supaya gue bisa nelpon papa.. untuk konfirmasi gitu" Tanya Tamara.. "BENTAR MALAM TAMAR!!" Jawab Axel antusias "APA?! bentar malam? Gila loe Xel" jawab Rey spontan ketika mendengar bahwa sebentar malam akan menjadi pemburuan.. "sip deh kalau gitu.." bales Axel..

"say.. papa kamu mau ngebantu?" Tanya ku penasaran.. "mau kok.. apa lagi kalau yang minta bantuannya kamu.. hehehe" Jawab Tamara sambil mencubit pipiku.."oke lah kalau gitu.. makasih banyak yaa" Balas ku ke Tamara..


PUKUL 7:00 PM

*message* "Guys, lu semua ngumpul di rumah gue ya.. biar berangkat ke sekolahnya bareng-bareng, gue, Tamar, dan Om Erick.."

Sesampainya Axel, Rey, dan Toni di rumah aku, kita beritau ke papanya Tamara soal legenda sekolah kita.. soal pembantaian yang terjadi di tahun 1999.. Om Erick sangat ingin membantu kami. Sebelum kita berangkat ke sekolah.. Kita berdoa dulu ke Tuhan, agar di beri perlindungan..

SESAMPAINYA DI SEKOLAH

Kita langsung mengklakson pak Jono yang kebetulan jaga malam.. setelah menunggu 5 menitan di dalam mobi, akhirnya pak Jono keluar dengan senternya, dan membukakan kami pintu gerbang.. Om Erick langsung ngeluarin Alkitab dan memimpin jalan.. yang di ikuti Axel, Aku, Tamara, Rey dan yang terakhir Toni..

Hawa yang ada di sekolah ini dingin sekali beda dari biasanya, rasanya seperti ada sesuatu yang besar yang akan terjadi di sini.. sehingga "mereka" mempersiapkan segelanya untuk kita ber-6.. "Om, kita ke kantin dulu.." Kata Axel sambil menglap keringat dinginnya..

"Xel.. kamu yakin dengan kantin ini? ngak ada hal aneh di sini tuh.." Kata Om Erick ketika kita sampai di kantin.. "pa.. papa.. liat ke lantai 2 deh.. ada yang melototi kita terus!" Kata Tamara berbisik ke papanya.. tiba-tiba Toni yang dari tadi di belakang sekarang sudah menghilang!!

kita langsung nyariin Toni.. "keatas! cepat ke lantai 2!!" kata Om Erick sambil melihat Toni menuju kelas X-6! tak lama kemudian kita sampai di depan kelas X-6.. ada seseorang yang menghampiri kita! ternyata itu pak Muhtar!! "jangan.. jangan kalian masuk di kelas ini.. kalau ingin selamat.. cepat tinggalkan kelas ini.. urusan Toni.. biar bapak yang urus dia.. CEPAT PERGI!!" Kata pak Muhtar, tiba-tiba almarhum menghilang dari hadapan kami semua..

"Om.. gimana ini om? apa yang kita harus lakuin?" Tanya ku.. "sstt, diam dulu.." jawab Om Erick berbisik.. tak lama kemudian Toni langsung keluar dari kelas itu, dia tampak sangat pucat! "apa lagi yang kalian tunggu? pulang ke rumah kalian masing-masing!" kata pak Muhtar sembari membawa Toni.."TIDAK! tidak pak! kami tidak akan pulang. karna mereka tidak akan pernah berhenti menghantui kita." Jawab Axel sambil bernada keras.. Tiba-Tiba *BRUAAK* Bunyi kursi jatuh dari ruangan X-6..

Om Erick langsung lari dan masuk ke kelas itu.. "OM!! tunggu!" kata ku teriak.. kami pun langsung meninggalkan arwah pak Muhtar sendirian dan mengejar papanya Tamara..

Yang anehnya.. Kelas X-6 yang lampunya dari tadi ngak nyala sekarang nyala. dan Aku langsung ngeliat Om Erick seperti berbicara dengan seseorang.. Tiba-tiba juga Rey manggil aku, suruh liat ke papan tulis.. dan ini hal yang paling mencengangkan! di papan tulis tertulis.. "Tolong kami.. Kami tidak akan pernah lagi menghantui kalian dan sekolah ini. Tolong bawa Pak Jono ke kelas ini. Ada hal yang belum kami selesaikan!". Aku, Axel, Toni, dan Tamara langsung kaget "APA?! apa hubungannya dengan pak Jono satpam sekolah?" tanya ku dalam batin.. Tanpa pikir panjang aku langsung ngajak Rey untuk nyariin pak Jono.. Belum kami beranjak pergi. Di depan pintu sudah ada pak Jono yang membawa sebuah "golok" di tangan kanannya. "HA?! buat apaan tuh pak goloknya?" tanya Rey kaget.. "kalian anak-anak yang sok campuri urusan kami! kalian harus mati juga seperti mereka!!" kata pak Jono sambil melayangkan golok itu.. "APA?! MATI?!" kata Toni terkejut..

Sewaktu pak Jono mendekati kami.. Tamara langsung melayangkan kaki kanannya tepat di muka pak Jono! *Tamara sudah dari SD kelas 4 ikut taekwondo* dan pak Jono terjatuh tepat di depan kami semua.. "Itulah kenapa gue ikut taekwondo. karena pasti bermanfaat buat gue.. hahaha" kata Tamara bangga sewaktu ia membuat pak Jono terkulai lemas di lantai..

tak lama kemudian tulisan yang ada di papan terganti "Terima kasih kalian telah membawanya dan melukai dia.." "Ha?! aku dan yang lain tambah bingung.. aku ngeliat Om Erick masih berbincang dengan seseorang.. entah dia siapa.. tak lama kemudian "sudah, anak-anak tugas kita selesai sampai di sini.. Kita hanya di suruh membawa pak Jono ke sini, mereka menyuruh kita pergi sekarang.. dan mereka berjanji akan menghilang dari hadapan kalian dan sekolah ini.." Kata Om Erick sambil memeluk anaknya Tamara, karena berhasil membuat pak Jono teler di lantai kelas X-6"

kami pun mengikuti perintah Om Erick.. dan langsung meuju ke mobil dan pulang ke rumah ku..

SESAMPAINYA DI RUMAH

Om, ceritain dong yang dari tadi om bahas sama mereka.." tanya Rey penasaran.. "iya nih om.. ceritain dong.." sambung Toni dan Aku.."Gini, mereka bilang.. sewaktu pembantaian di sekolah kalian di tahun 1999, terdapat 24 murid, 3 guru, 1 karyawan, meninggal dunia kan? dan yang anehnya ada 5 orang yang tak di kenal, ada di kelas itu juga.. sehingga mereka lah yang di tuding membunuh ke 28 orang tersebut.. dan yang anehnya mengapa coba mereka bunuh diri mereka sendiri..? aneh kan?" kata Om Erick menjelaskan semua.. "iya tuh om.. itu dia yang bikin saya penasaran dari dulu" sambung Axel.. "nah.. ternyata.. ke-5 orang yang tak di kenal itu adalah teman-teman dari Pak Jono." "APA?!!" kata aku, Tamara, Axel, Rey, dan Toni kebingungan.. "kok bisa?" tanya ku.. "nah begini cerita yang mereka bilang ke om.. waktu itu kelas X-6 nginap di sekolah kan? ada 3 guru yang mengawasi mereka.. dan 1 koster yang belum pulang malam itu.. awal mulanya Pak jono dan ke-5 temannya merencanakan rencana yang sangat buruk ke pada mereka.. Pak jono ngomong ke pada 5 orang temannya itu untuk membunuh mereka semua. tanpa terkecuali, tapi Pak Jono yang menjaga pintu pagar, siapa tau ada yang masuk.. 10 menit berjalan terdengar teriakkan dari para murid.. begitu histerisnya.. 25 menit berlalu.. suasana di sekolah menjadi hening.. Pak Jono sudah tau kalau pembunuhan yang di lakukan teman-temannya sudah selesai.. akhirnya pak Jono menyusul teman-temannya itu.. dan menyuruh mereka untuk masukkan mayat-mayat mereka di kelas mereka.. dan si Koster dan Guru-guru, dia meyuruh mereka menggali lubang di kantin sekolah kalian! entah apa yang rasuki ke-5 orang itu.. mereka dengan mudahnya menuruti semua kata-kata yang di lontarkan pak Jono.. 1 jam berlalu.. akhirnya mereka berhasil menaruh mayat-mayat di tempat yang pak Jono perintahkan.. pak Jono merayakan malam itu dengan membujuk mereka minum-minu.. Tak lama ke-5 orang orang itu minum, mereka langsung terjatuh di lantai dan meninggal di tempat." Kata om Erick menjelaskan semua kejadian yang terjadi.. "HA?! APA?!! kenapa bisa ke-5 orang itu meninggal?" tanya ku.. "mereka meninggal karena minuman yang mereka minum, sudah di berikan racun oleh pak Jono.. Pak Jono tidak ingin seorang pun tau tentang kejadian malam itu.. makanya ia membunuh teman-temannya sendiri.. agar menghilangkan bukti yang ada. Maka dari itu.. ke-5 teman pak Jono ingin membalaskan dendam mereka.. tapi tidak pernah kesampaian." jawab om Erick.. "ngak pernah kesampaian?" Tanya Axel dengan nada pelan.. "iya.. salah satu dari mereka tadi bilang.. mereka ber-5 masih takut untuk menghadapi pak Jono.. akhirnya mereka menjelaskan ke pada korban mereka dan meminta kerja sama mereka. Tapi murid-murid itu tidak tau harus berbuat apa.. Tahun demi tahun mereka lewati.. mereka MENCARI murid-murid yang mempunyai nyali yang cukup besar untuk membantu mereka! Dan sewaktu kalian ber-4 masuk ke SMA itu.. Setahun mereka memperhatikan kalian.. Mereka menunggu waktu yang tepat untuk meminta tolong. Nah.. Sewaktu kalian kelas 2 lah.. mereka memberanikan diri mereka untuk muncul di hadapan kalian.. Bukan untuk menaukuti kalian.. namun untuk meminta PERTOLONGAN." Jawab om Erick dengan pelan..

Setelah selesai pembicaraan dengan Om Erick.. Akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang istirahat ke rumah masing-masing..

KE ESOKAN HARI DI SEKOLAH..

Pukul 6:00 AM.. sekolah masih sepi.. cuma aku, Axel, Rey, dan Toni yang datang awal..
"Bro.. pak Jono mana? kok ngak menjaga di pos sih?" Tanya Jono bingung.. "ah? coba cek di kelas X-6!" kata Axel sambil berlari meninggalkan parkiran..

"APA?!!" kita ber-4 kaget ketika membuka pintu X-6 dan melihat tubuh pak Jono tidak bernyawa lagi.. aku pun segera memanggil ambulance.. Rey dan Toni manggil aku dan Axel, untuk liat papan tulis! "Terima kasih.. Dendam kami sudah terbalaskan.. kami telah membawa nyawa pak Jono"

--------------------THE END--------------------

0 Comments:

Posting Komentar

 
Cool Grey Outer Glow Pointer