Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya.
Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliaumengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”
30 Jul 2014
20 Jul 2014
Cerita Paling Seram Yang Pernah Ada
Empat orang pergi berlibur musim panas. Mereka menginap disebuah hotel bintang lima yang megah. Karena ingin menikmati pemandangan seluruh kota, mereka memesan kamar yang berada pada lantai 100.
Sore itu mereka pergi keluar bersama - sama untuk berkeliling kota. Ketika mereka akan meninggalkan hotel, mereka menitipkan kunci kamar pada resepsionis.
Sore itu mereka pergi keluar bersama - sama untuk berkeliling kota. Ketika mereka akan meninggalkan hotel, mereka menitipkan kunci kamar pada resepsionis.
1 Apr 2014
3 Hari Menuju 17 Tahun
“Andreee bangun sudah jam berapa ini”
Terdengar suara mama dari luar kamar andre yang membangunkan dirinya dari tidur lelapnya.
“Iya maaa Andre udah bangun kok”, sahut andre dengan suara yang masih terbata-bata, tidak menghiraukan perkataan mamanya , Andre pun melanjutkan tidur sembari menutupi tubuhnya dengan selimut tebal kesayangannya.
Hari ini tanggal 10 Agustus, jam menunjukkan jarinya ke pukul 8, matahari pun telah terbangun untuk menunjukkan keperkasaannya menerangi dunia ini. Namun, Andre tetaplah Andre, remaja yang dilahirkan 17 tahun silam ini masih mendengkur keras seakan waktu masih jam 12 malam.
Terdengar suara mama dari luar kamar andre yang membangunkan dirinya dari tidur lelapnya.
“Iya maaa Andre udah bangun kok”, sahut andre dengan suara yang masih terbata-bata, tidak menghiraukan perkataan mamanya , Andre pun melanjutkan tidur sembari menutupi tubuhnya dengan selimut tebal kesayangannya.
Hari ini tanggal 10 Agustus, jam menunjukkan jarinya ke pukul 8, matahari pun telah terbangun untuk menunjukkan keperkasaannya menerangi dunia ini. Namun, Andre tetaplah Andre, remaja yang dilahirkan 17 tahun silam ini masih mendengkur keras seakan waktu masih jam 12 malam.
13 Okt 2013
Pangeranku Tanpa Sayap
Angin bertiup kencang. Langit kelabu. Daun-daun gugur berhamburan. Pohon-pohon bambu bergoyang. Ada suara seperti memanggil-manggil dari jauh. Tak lama kemudian hilang ditelan angin. Lalu guntur di langit seketika bergemuruh. Terkadang aku memberanikan diri untuk menoleh ke belakang namun tak terlihat apa-apa, hanya dedaunan yang berhamburan di terpa angin. Hujan tiba-tiba turun menerpa diriku. gerimis, kemudian hujan lebat. Langit seperti menangis, beberapa saat kemudian terdengar lagi suara itu.
Dalam hati aku berkata “Siapa yang mengikutiku?” lalu ku hela napas panjang dan kemudian memulai untuk menenangkan diriku, “mungkin ini hanya perasaanku saja.”
Setibaku di rumah, ku rogoh saku celanaku mencari kunci kamarku. Sebelum pintu kamar ku sempat terbuka, teman yang kebetulan lewat menegurku
“Hei, kamu baru pulang?, terus yang di dalam siapa?”
Tiba-tiba aku terkejut, jantungku berdetak kencang. Siapa di dalam? Bagaimana dia bisa masuk, selain aku tak ada yang memegang kunci kamarku.
“Mungkin kamu salah dengar” jawabku dengan ragu-ragu. Sambil ku coba tuk membuka pintu tersebut.
Ada apa ini, apa yang terjadi di dalam kamarku? Sepertinya ada seseorang yang telah masuk dan mencari sesuatu. Tapi apa? Tak ada barang berharga sama sekali di kamar ini. Lagian pencuri mana yang sempat mampir di kamar yang kosong ini, tak ada sama sekali sesuatu yang pantas dicurinya. Kembali ku periksa sudut demi sudut di kamarku, tapi tak satu pun barang milikku yang hilang. Anehnya selain barang-barangku yang berantakan, dan kertas-kertas berterbangan aku melihat sesuatu yang aneh di dekat tempat tidurku. Karena takut temanku lebih memilih untuk kembali ke kamarnya.
Dalam hati aku berkata “Siapa yang mengikutiku?” lalu ku hela napas panjang dan kemudian memulai untuk menenangkan diriku, “mungkin ini hanya perasaanku saja.”
Setibaku di rumah, ku rogoh saku celanaku mencari kunci kamarku. Sebelum pintu kamar ku sempat terbuka, teman yang kebetulan lewat menegurku
“Hei, kamu baru pulang?, terus yang di dalam siapa?”
Tiba-tiba aku terkejut, jantungku berdetak kencang. Siapa di dalam? Bagaimana dia bisa masuk, selain aku tak ada yang memegang kunci kamarku.
“Mungkin kamu salah dengar” jawabku dengan ragu-ragu. Sambil ku coba tuk membuka pintu tersebut.
Ada apa ini, apa yang terjadi di dalam kamarku? Sepertinya ada seseorang yang telah masuk dan mencari sesuatu. Tapi apa? Tak ada barang berharga sama sekali di kamar ini. Lagian pencuri mana yang sempat mampir di kamar yang kosong ini, tak ada sama sekali sesuatu yang pantas dicurinya. Kembali ku periksa sudut demi sudut di kamarku, tapi tak satu pun barang milikku yang hilang. Anehnya selain barang-barangku yang berantakan, dan kertas-kertas berterbangan aku melihat sesuatu yang aneh di dekat tempat tidurku. Karena takut temanku lebih memilih untuk kembali ke kamarnya.
Mengenal Mu
Awal januari 2013 adalah awal kebangkitan ku dari keterpurukan di tahun sebelumnya “move on” yah inilah awal yang baru dan detik-detik menjelang ujian nasional. Emmh aku butuh semangat untuk melalui semua ini. Hingga suatu saat datanglah seseorang masa laluku kita sudah 2 tahun tak bertemu ya dia adalah mantan aku namanya faisal. Dulu kita pisah karena dia masih kekanakan ya wajar lah aku duduk di bangku sma dia di smp masi cinta monyet. Brondong-brondong itulah lontaran yang muncul dari teman-teman ku. Dan awal januari itu pula aku memulai denganya aku duduk di bangku kelas 3 sma dan faisal baru duduk di bangku kelas 1 smk. Haduh kalau begini bukan move on namanya tapi clbk alias cinta lama belum kelar hihihi…
Setelah sekian lama ga bertemu aku harap dia berubah, yah benar dia kedewasaanya mulai muncul. Sejak pertemuan itu kita sering komunikasi, canda tawa, berangkat bareng karena sekolah kita satu jalur jalanya. Lama kelamaan aku nyaman dengan dia aku selalu semangat apalagi aku kan mau un. Dan akhirnya kita balikan senang nya aku. Tak peduli orang lain mau berkata apa mau bilang “masa sama brondong sih beda jauh” itu kata orang-orang tapi aku ga peduli aku selalu bahagia denganya lebih-lebih kepribadianya aku suka banget apalagi dia rendah hati semakin membuat aku selalu merindu. Dia yang selalu apa adanya yang konyol, lucu pelupa juga campur aduk deh.
Setelah sekian lama ga bertemu aku harap dia berubah, yah benar dia kedewasaanya mulai muncul. Sejak pertemuan itu kita sering komunikasi, canda tawa, berangkat bareng karena sekolah kita satu jalur jalanya. Lama kelamaan aku nyaman dengan dia aku selalu semangat apalagi aku kan mau un. Dan akhirnya kita balikan senang nya aku. Tak peduli orang lain mau berkata apa mau bilang “masa sama brondong sih beda jauh” itu kata orang-orang tapi aku ga peduli aku selalu bahagia denganya lebih-lebih kepribadianya aku suka banget apalagi dia rendah hati semakin membuat aku selalu merindu. Dia yang selalu apa adanya yang konyol, lucu pelupa juga campur aduk deh.
Misteri di Akhir Desember
Di tengah keramaian kota Jogja Jawa Tengah, sebuah mobil Avanza berwarna Silver melaju dengan kecepatan penuh menyalip mobil-mobil lain yang berlalu lalang di sekitarnya. Mobil itu tak lain adalah mobil yang ku kendarai bersama Tante Risti dan Nenek. Dengan tatapan kosong ku terawang keluar jendela melihat tetesan-tetesan air hujan yang mulai membasahi seluruh kota. Pagi ini suasana kota Jogja cukup ramai, akan tetapi dalam pandanganku suasana kota ini sangatlah sepi bak kota yang tak berpenghuni. Kini satu persatu semua kenangan masa lalu itu mulai berterbangan dan berputar-putar seperti komedi putar di kepalaku. Betapa dahulu sangat ku mencintai kota kelahiranku ini, kota dimana aku tumbuh besar bersama kedua orang tua yang sangat aku cintai. Namun kini semuanya tinggallah kenangan belaka, semua telah sirna seiring dengan berjalannya waktu dan bergantinya hari. Takdir telah merenggut kedua orangtuaku dengan begitu sangat cepatnya. Padahal aku masih sangat membutuhkan mereka dalam kehidupanku. Aku belum puas memeluk mereka, berkumpul bersama mereka, bercanda tawa, bahkan aku juga belum puas dimarahin mereka jika aku melakukan kesalahan. Tetapi mengapa takdir begitu kejam kepadaku?
Huuuft… pertanyaan itulah yang selalu ada dipikiranku dan sampai saat ini juga belum kudapatkan jawabannya.
Hujan semakin deras dan angin juga semakin berhembus kencang membelai cela-cela dedaunan yang kemudian menerpa ranting pohon yang tak berdosa. Berkali-kali ranting pohon itu diterpanya hingga pada akhirnya ranting itu pun jatuh lunglai tak berdaya ke tanah. Di saat itu pula aku tersadar bahwa aku melupakan satu hal yang mungkin adalah jawaban dari semua pertanyaanku selama ini. Perlahan lahan aku mulai mengingat kejadian pada malam itu, kejadian yang dimana sulit untuk bisa diterima oleh akal sehatku.
Huuuft… pertanyaan itulah yang selalu ada dipikiranku dan sampai saat ini juga belum kudapatkan jawabannya.
Hujan semakin deras dan angin juga semakin berhembus kencang membelai cela-cela dedaunan yang kemudian menerpa ranting pohon yang tak berdosa. Berkali-kali ranting pohon itu diterpanya hingga pada akhirnya ranting itu pun jatuh lunglai tak berdaya ke tanah. Di saat itu pula aku tersadar bahwa aku melupakan satu hal yang mungkin adalah jawaban dari semua pertanyaanku selama ini. Perlahan lahan aku mulai mengingat kejadian pada malam itu, kejadian yang dimana sulit untuk bisa diterima oleh akal sehatku.
Aku Masih Mencintaimu
Tuutt.. tuutt.. (bel berdering)
“iya sebentar”
Klik.. !!! (membuka pintu) “silahkan masuk”
“eh tidak mbak, ini Cuma mau nganter undangan pernikahan temen SMAnya mbak aja” jawab pengantar undangan itu.
“owh, iya terimakasih ya..?”
“sama-sama mbak, pamit ya..?”
“iya”.
"undangan pernikahan dikasih ke aku, emang siapa yang menikah ya" pikirku, aku buka undangan itu dan betapa terkejutnya setelah melihat nama yang tertera di undangan itu ‘DANAR KELVINDA dan DIAN PUSPITA’. Ternyata mereka jadi menikah juga, dan usaha dian untuk memisahkan danar dari gangguan cewek-cewek lain membuahkan hasil, selamat ya buat kalian berdua. Pandanganku menerawang jauh saat kita masih SMA dulu.
“iya sebentar”
Klik.. !!! (membuka pintu) “silahkan masuk”
“eh tidak mbak, ini Cuma mau nganter undangan pernikahan temen SMAnya mbak aja” jawab pengantar undangan itu.
“owh, iya terimakasih ya..?”
“sama-sama mbak, pamit ya..?”
“iya”.
"undangan pernikahan dikasih ke aku, emang siapa yang menikah ya" pikirku, aku buka undangan itu dan betapa terkejutnya setelah melihat nama yang tertera di undangan itu ‘DANAR KELVINDA dan DIAN PUSPITA’. Ternyata mereka jadi menikah juga, dan usaha dian untuk memisahkan danar dari gangguan cewek-cewek lain membuahkan hasil, selamat ya buat kalian berdua. Pandanganku menerawang jauh saat kita masih SMA dulu.
Langganan:
Postingan (Atom)